Pengasuhan Anti Stress dan Anti Marah-Marah Itu Ada Caranya

[Dari 5 Guru Kecilku – Bagian 1]

Kala pagi tiba……

Ummi: “Standar pagi! Standar pagi! standar pagi!”

Beberapa saat kemudian….

Ummi: “Sudah selesai nak standar paginya?”

Atau sesekali mengingatkan kembali dengan berkata “Sudah sampai mana nak standar paginya?”

(Standar pagi: shalat subuh bagi yg wajib, berseka, gosok gigi, ganti baju, beresin kamar, sarapan, siap membawa perlengkapan sekolah bagi yang sekolah)

Setelah anak pergi sekolah, sebagian anak yang homeschooling mulai belajar

Saat pulang tiba…..

Ummi: “Standar pulang sekolah! Standar pulang sekolah!”

Beberapa saat kemudian….

Ummi: “Sudah selesai nak standar pulang sekolahnya?”

(Standar pulang sekolah: merapihkan semua peralatan sekolah yang dibawa, menyimpan lunch box ke tempat cuci piring, shalat dzuhur, lalu mengerjakan PR)

Terkadang anak tidak mudah langsung melaksanakan saat kali pertama diingatkan. Sampai-sampai saya memiliki kalimat favorit setiap hari : “Ali sudah sampai mana standarnya?” Karena jika tidak ada suara, biasanya Ali terhenti karena ia menemukan buku. Jika sudah membaca ia akan lupa dunia dan lupa semua tugas yang harus dilaksanakannya. Xixixixixi

Saat mereka meminta nonton film….

Ummi: “Sudah selesai semua syaratnya?”

(Syarat nonton: mengaji, menghafal quran, mengerjakan homework)

Saat mereka ingin jalan-jalan sore ke park….

Ummi: “Sudah beres semua mainannya?”

Saat kaget melihat rumah berantakan karena kegiatan ekslorasi….

Ummi: “Mmm…yang bakal ngepel siapa? Yang bakal beresin ini siapa?”
Biasanya mereka bilang “fiyuh….me!!”

Saat mendekati waktu bapak pulang…..

Ummi: “Waktu habis, bapak sebentar lagi pulang, ayo Aa pimpin ade-ade beresin mainannya!”

Saat melihat yang berserak…

Ummi: “Yang ini bekas siapa ya? Ayo tolong bereskan”

Saat waktu makan tiba….

Ummi: “Ali, Shafiyah! Pimpin adik-adik makan nak!”

Saat magrib tiba, saatnya halaqoh keluarga. Setelah berjamaah shalat, saatnya berbagi kisah dan memberi nasihat sampai adzan isya tiba. Biasanya selurus standar kegiatan sore telah selesai dilaksanakan sebelum magrib.

(Standar kegiatan sore: ekplorasi, outdoor activity, kerja bakti, lakukan tugas rumah sesuai tugasnya, mandi, makan malam)

Daftar tugas di rumah:

  1. Semua anak: beres-beres pasca bermain atau eksplorasi, lakukan yang bisa dilakukan, bantu yang bisa dibantu
  2. Ali 11 thn : loading dan unloading dishwasher yang sudah ummi bilas bersih, mengurus keperluan adik saat ummi menyusui
  3. Shafiyah 6.5 thn: baby sitting bayi selama saya memasak atau cuci piring, menyuapi faruq makan jika ingin disuapi
  4. Shiddiq 5 thn: menyiram tanaman bersama bapak, memasukan laundry ke mesin dryer
  5. Faruq 3 thn: memasukan mainan ke dalam box masing-masing, “garbage man”

Selepas isya, sebelum story time…..

Ummi: “Sudah selesai standar sebelum tidurnya?
Setelah terpenuhi semua syaratnya, cerita pengantar tidur pun dimulai

(Standar sebelum tidur: ganti baju, gosok gigi, b.a.k.)

Saat anak-anak merengek tantrum….

Ummi: “Silakan nak kalo mau nangis mojok dulu, nanti kalo sudah tenang bilang yang baik maunya apa ya?”

Saat terjadi salah paham di antara anak-anak….

Anak 1 mengadu: “Ummi bla bla bla bla…………..”

Ummi: “Silakan selesaikan sendiri dulu, kalo mentok baru ke ummi”
Anak 1 pun kembali lagi: “Ummi bla bla bla…….”

Anak 2 dipanggil…

Ummi: “ada apa?”

Anak 2: “Here is the story…bla..bla…bla”

Ummi: “Jadi solusinya apa?”

Anak 2: “Sorry….”

Baru setelah itu ummi menambahkan nasihat singkat.

Saat perkelahian fisik antar balita terjadi….

Ummi: “Tahan amarah! Tahan amarah! Tahan amarah!”

Anak digendong, dipisahkan kesudut yang berbeda

Ummi: “Kalau sudah tenang silahkan cerita!”

Setelah tenang…..

ummi: “Ada apa tadi?”

Lalu mereka mulai bercerita: “Here is the story…bla….bla…bla”

Baru setelah itu ummi membantu memberi solusi.

Beberapa jargon untuk memberi peringatan yang sering saya gunakan dirumah:

“Use your word please!”

“Be gentle, please!”

“Use inside voice, please!”

“Be nice, please!”

“Say sorry, please!”

“Talk nicely, please!”

“That’s not polite!”

“That’s not allowed!”

“That’s not acceptable!”

Saya percaya anak bisa diajak kerjasama, anak mampu diajak berencana. Ketika anak mengetahui standar kegiatan hariannya, orang tua tidak akan terlalu “heboh” dalam mengurusnya. Namun karena anak bukan robot, terkadang ada hal yang terjadi diluar rencana. Namun tentunya tetap lebih baik daripada hidup yang dilaksanakan tanpa perencanan. Ajak anak mengetahui harapan kita sebelum memberikan tuntutan pada mereka sehingga kita tidak perlu cerewet, terhidar dari stress, apalagi marah-marah.#sayabukanlahsupermomsayahanyalahibuyangberusahamenjadikankeluarganyasebagaisuperteam

San Jose, California. 16 Juli 2014

Kiki Barkiah

12 Replies to “Pengasuhan Anti Stress dan Anti Marah-Marah Itu Ada Caranya”

  1. Alhamdulillah, menginspirasi sekali mba kiki. Mohon izin untuk ikut menerapkan kepada anak2, karena saya sedang bingung mencari cara berkomunikasi yang tepat dgn jagoan besar usia 6 thn. Semoga membawa kebaikan untuk anak2 dan terutama untuk saya agar tidak perlu menyertakan emosi lagi. Jazakillah mba kiki….:)

  2. Subhanallah… Teh kiki kumaha kabarna daramang sadayana teh… hehehee iya mneginspirasi sekali. Apalagi sy bekerja duhhh sedih ninggalin anak2 di rumah sama neneknya…. smoga anak2 kita mjd anak2 soleh dan solehah aamiin ya raabb…

Leave a reply to dinasept Cancel reply